Terlalu Terbiasa

Usia 20an memang nggak mudah. Menjelang usia 25 di bulan ini, rasa-rasanya untuk sebuah kehilangan seseorang yang kita (baca: saya) sayang sudah menjadi ajang tahunan.

Padahal kita paham bahwa kalo kita menerima sebuah pertemuan secara otomatis kita mendapatkan perpisahan.

Sama.

Ketika kita memutuskan untuk jatuh cinta, kita mendapatkan paket patah hatinya.

Seharusnya sudah kebal. Ketika patah hati sudah menjadi ajang tahunan, kali ini harus bisa melewatinya dengan lebih mulus.

Kau mampu melewati waktu nyawa kamu ada diujung pisau.

Kau mampu melalui ketika cintamu dibalas dengan umpatan anjing.

Seharusnya ini tak menjadi soal.

25 tahun, membawa ku kepada hati yang dingin (mungkin).

Disaat kawan-kawan seumur gue merencakan masa depan dengan orang lain.

Gue masih kisruh untuk menata hati untuk kemudian hari.

Tidak apa.

Ku masih punya Tuhan untuk ku ceritakan perihal hari ini.

Ku masih punya Tuhan untuk ku peluk.

Ku masih punya Tuhan untuk ku meminta banyak-banyak kan.

Untuk apa mengkhawatirkan yang sudah pasti?


Welcome to 25,

Welcome to brokenheart part xxxxxxx







gimme smile
:)

0 comments:

Post a Comment