Ada Sedih yang Tak Bisa Dijelaskan

"Jadi, kamu gimana sama yank mu? Kapan nikah?"
"Ya tanggal 8 itu, kamu bisa dateng kan?"
..............
.
.
.
.
.
*bengong*
Secepat itu kamu menikah, sahabat? Aku senang kau akhirnya meresmikan hubunganmu dengan perempuan itu. Perempuan yang kau pilih..

Tapi...


Ada sedih yang ndak bisa aku jelaskan. Yang sedang aku rasakan, sekarang. Aku sudah ndak ada kesempatan untuk sekedar mengajakmu makan malam bersama, atau sekedar menyusuri kota Jogja. Atau sekedar BBM curhat "kaaak... aku sedih."

Ada yang harus kau prioritaskan sekarang, keluarga barumu, istrimu.

Aku masih ndak bisa percaya kau menikah. Tolong cubit aku, kuharap ini hanya mimpi..
Usiamu yang hanya selisih kurang dari satu tahun dari ku, kuakui kamu nekat. Diantara sekian teman-teman aku yang lebih memilih mengembangkan karir dan keluarga belakangan ku akui kau pria luar biasa yang aku kenal.


Selamat menjelang pernikahanmu, sahabatku, semoga lancar.. Sakinah, Mawaddah,Warrohmah. Dikaruniai keturunan yang cerdas, sholeh, sholehah, dan bangga akan orang tuanya.



Jagalah keluargamu dari segala yang mungkin bisa menghancurkan.. Jangan sampai suatu hari kau menghubungiku mengajakku keluar dan keliling Jogja lagi tanpa tujuan..."ikutin aja yang rame, ntar juga ketemu jalan.."







Eh,
Mana janji makan-makanmu, Pak Masinis?

0 comments:

Post a Comment